Kamis, 05 Maret 2015

Jangan Kembali Dalam Kehidupanku

Minggu Kemarin..
Ada seseorang yang menepuk bahuku, dengan suara yang tak asing bagiku terdengar sebuah kalimat yang dulu terbiasa ku dengar "Hai cantik, apakabar?", kukerutkan keningku dan aku menebak seseorang yang berada dibelakangku yang menepuk bahuku ini adalah dia. Dia yang pernah meninggalkan aku demi wanita lain, dia yang menjadikan pengorbananku berakhir sia-sia, dia yang mengkhianatiku, dia yang menyakitiku. Dengan ketidak sabaran aku segera menoleh untuk memastikan tebakanku. Dan ternyata benar, seseorang yang ku tebak tepat berada dibelakangku, bukan hal yang langka aku benar dalam tebakanku.
"Baik, kamu?" kataku, dia tersenyum dan menatapku, sungguh tatapan ini yang selalu melemahkanku, dia menghembuskan nafasnya dan berkata "Kurang baik, aku kangen kamu". Tetiba hatiku tersentak mendengar kata-kata itu. Aku hanya tersenyum, terdiam dan melemparkan tatapanku ke arah lain. "Kenapa?" katanya. Dengan wajah yang santai aku menjawab "Gapapa".
"Aku beneran kangen, sumpah demi tuhan" Ia mengulang kata-kata itu lagi tepat di telingaku dan kata-kata ini di iringi dengan kata sumpah. Aku tak tau harus bagaimana menyikapi hal ini, "maaf aku harus pulang" kataku dengan langkah yang terburu-buru segera ku tinggalkan dia. Akan tetapi, dia tidak menyerah dengan langkah yang tergesa-gesa dia mengikutiku dan memegang lenganku "Aku minta maaf, aku mau kita balikan". "Maaf untuk apa" jawabku. "Masalah yang dulu" sambungnya. Dengan pura-pura bodoh dan pura-pura tidak tau akupun menyampaikan kata-kataku "Masalah yang mana? Aku rasa kita tidak punya masalah", "Jangan pura-pura tidak tau" ternyata dia  tau bahwa aku berbohong. "Oke, Aku udah maafin kamu, sekarang lepasin aku karna aku harus segera pulang", "Enggak (teriaknya), aku gak bakalan ngebiarin kamu pergi sebelum kamu bener-bener maafin aku, dan berjanji gak akan pernah menghindar lagi dariku, aku mau kita sama-sama lagi kaya dulu, aku mau kita mulai semuanya dari nol" mendengar kalimat itu dari mulutnya rasanya ingin sekali aku menjatuhkan telapak tanganku di pipinya, kenapa dia harus mengaturku, kenapa aku harus mengikuti kemauannya, ternyata dia masih belum berubah, masih sama seperti dulu yang selalu memaksakan kehendaknya. Dengan sedikit marah ku hentakkan tanganku sehingga pegangannya terlepas dari lenganku, aku berbicara dengan ketegasan yang ku paksakan "Kamu mau apa dari aku? Setelah rasa sakit yang menimpaku dulu karna ulahmu, sekarang kamu datang dengan wajah tak berdosa kamu bilang kangen sama aku?" dia tertunduk dan terdiam tanpa kata. Kedua tanganku menyentuh pipinya, ku tatap wajahnya, dan tak sengaja ku keluarkan airmataku yang telah ku tahan sejak tadi "Tatap aku" kataku. "Terimakasih untuk segalanya, kebahagiaan, kenangan, kesedihan, dan goresan luka yang pernah kau iris dihatiku, terimakasih telah menjadikanku seorang wanita yang kuat dan tegar menerima keadaan yang sebenarnya sangat sulit kuhadapi, terimakasih telah manjadikanku seorang wanita yang sabar, Ikhlas. Aku mohon jangan ganggu aku lagi, jangan muncul dalam kehidupanku lagi dalam bentuk apapun, tolong bantu aku untuk melupakan kamu, tolong bantu aku untuk membuang perasaan sayang dan cinta yang masih melekat dalam diriku hingga saat ini, tolong pergi, pergi sejauh mungkin, bawa wanitamu yang dulu (tanpa ragu) kau pilih untuk mendampingiimu dan pergi begitu saja meninggalkanku demi wanita itu, tolong pergi jauhi aku jauhi kehidupanku, ini adalah jalan hidup kita, kita tak bisa bersama, maaf."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar