Minggu Kemarin..
Ada seseorang yang menepuk bahuku, dengan suara yang tak asing bagiku terdengar sebuah kalimat yang dulu terbiasa ku dengar "Hai cantik, apakabar?", kukerutkan keningku dan aku menebak seseorang yang berada dibelakangku yang menepuk bahuku ini adalah dia. Dia yang pernah meninggalkan aku demi wanita lain, dia yang menjadikan pengorbananku berakhir sia-sia, dia yang mengkhianatiku, dia yang menyakitiku. Dengan ketidak sabaran aku segera menoleh untuk memastikan tebakanku. Dan ternyata benar, seseorang yang ku tebak tepat berada dibelakangku, bukan hal yang langka aku benar dalam tebakanku.
"Baik, kamu?" kataku, dia tersenyum dan menatapku, sungguh tatapan ini yang selalu melemahkanku, dia menghembuskan nafasnya dan berkata "Kurang baik, aku kangen kamu". Tetiba hatiku tersentak mendengar kata-kata itu. Aku hanya tersenyum, terdiam dan melemparkan tatapanku ke arah lain. "Kenapa?" katanya. Dengan wajah yang santai aku menjawab "Gapapa".
"Aku beneran kangen, sumpah demi tuhan" Ia mengulang kata-kata itu lagi tepat di telingaku dan kata-kata ini di iringi dengan kata sumpah. Aku tak tau harus bagaimana menyikapi hal ini, "maaf aku harus pulang" kataku dengan langkah yang terburu-buru segera ku tinggalkan dia. Akan tetapi, dia tidak menyerah dengan langkah yang tergesa-gesa dia mengikutiku dan memegang lenganku "Aku minta maaf, aku mau kita balikan". "Maaf untuk apa" jawabku. "Masalah yang dulu" sambungnya. Dengan pura-pura bodoh dan pura-pura tidak tau akupun menyampaikan kata-kataku "Masalah yang mana? Aku rasa kita tidak punya masalah", "Jangan pura-pura tidak tau" ternyata dia tau bahwa aku berbohong. "Oke, Aku udah maafin kamu, sekarang lepasin aku karna aku harus segera pulang", "Enggak (teriaknya), aku gak bakalan ngebiarin kamu pergi sebelum kamu bener-bener maafin aku, dan berjanji gak akan pernah menghindar lagi dariku, aku mau kita sama-sama lagi kaya dulu, aku mau kita mulai semuanya dari nol" mendengar kalimat itu dari mulutnya rasanya ingin sekali aku menjatuhkan telapak tanganku di pipinya, kenapa dia harus mengaturku, kenapa aku harus mengikuti kemauannya, ternyata dia masih belum berubah, masih sama seperti dulu yang selalu memaksakan kehendaknya. Dengan sedikit marah ku hentakkan tanganku sehingga pegangannya terlepas dari lenganku, aku berbicara dengan ketegasan yang ku paksakan "Kamu mau apa dari aku? Setelah rasa sakit yang menimpaku dulu karna ulahmu, sekarang kamu datang dengan wajah tak berdosa kamu bilang kangen sama aku?" dia tertunduk dan terdiam tanpa kata. Kedua tanganku menyentuh pipinya, ku tatap wajahnya, dan tak sengaja ku keluarkan airmataku yang telah ku tahan sejak tadi "Tatap aku" kataku. "Terimakasih untuk segalanya, kebahagiaan, kenangan, kesedihan, dan goresan luka yang pernah kau iris dihatiku, terimakasih telah menjadikanku seorang wanita yang kuat dan tegar menerima keadaan yang sebenarnya sangat sulit kuhadapi, terimakasih telah manjadikanku seorang wanita yang sabar, Ikhlas. Aku mohon jangan ganggu aku lagi, jangan muncul dalam kehidupanku lagi dalam bentuk apapun, tolong bantu aku untuk melupakan kamu, tolong bantu aku untuk membuang perasaan sayang dan cinta yang masih melekat dalam diriku hingga saat ini, tolong pergi, pergi sejauh mungkin, bawa wanitamu yang dulu (tanpa ragu) kau pilih untuk mendampingiimu dan pergi begitu saja meninggalkanku demi wanita itu, tolong pergi jauhi aku jauhi kehidupanku, ini adalah jalan hidup kita, kita tak bisa bersama, maaf."
Cerita yang ada disini bukan berarti tentang kehidupan saya, bukan tentang kehidupan kamu, bukan tentang kehidupan dia, dan bukan tentang kehidupan mereka... Hanya sekedar karangan yang di postingkan dalam blogg ini...
Kamis, 05 Maret 2015
Minggu, 01 Maret 2015
Tentang kamu, Tentang kita, dan Tentang Kenangan kita
Dengan wajah yang murung aku mencoba untuk terlihat bahagia, disini aku duduk sendiri tanpa seorang pun yang menemaniku, disini, dikamarku. Ia menjadi saksi bisu yang selalu mengetahui apa yang sedang terjadi padaku. Kamar inilah yang selalu setia menemaniku dalam keadaan apapun, Ia lah saksi dari semua keterpurukanku, dan kabahagiaanku...
Disini, di atas ranjang ini aku duduk seorang diri, dengan ditemani layar kecil yang ada di hadapanku. Dan dengan segera jemariku mulai mengetik seakan aku dipaksa oleh jemari ini untuk menuliskan semua tentangmu, iya, tentangmu, tentang kita,tentang kenangan kita...
Ada satu kebahagiaan yang pernah aku rasakan ketika bersamamu, iya, saat itu kita sedang menjalankan tugas organisasi yang kita ikuti, bersama beberapa teman dan puluhan peserta yang kita bawa. Kamu tau, itu adalah perjalanan terjauh yang pernah aku tempuh bersama kekasihku (bersamamu), kau ingat malam itu, sebelum kembali pulang bersama-sama kita lewati rentetan toko dengan saling mengenggam tangan dihadapan semua orang, tanpa rasa malu tanpa rasa ragu kau tunjukkan pada semua bahwa aku adalah milikmu. Aku bahagia, iya aku sangat bahagia, itu adalah hal pertama kali yang aku rasakan, jalan bersama saling bergenggam tangan dengan seorang lelaki yang aku cintai... Terimakasih untuk kebahagiaan saat itu sayang :) salah satu kebahagiaan yang kau beri salah satu kenangan terbaik yang masih aku ingat sampai saat ini, saat kita tlah tak bersama lagi.
Ada banyak kenangan yang masih tersimpan dalam memoriku, tentang kita yang bila aku ceritakan tak akan ada habisnya. Terkadang aku rindu dengan hal-hal yang membuatku bahagia bersamamu, aku rindu leluconmu yang selalu berhasil membuatku tertawa. Aku rindu dengan tingkah konyolmu, dengan kepedeanmu yang mengatakan kamu ganteng (yang tak pernah aku akui sampai saat ini). Aku rindu saat kita jalan bersama, aku rindu duduk di atas motor tepat dibelakangmu, sambil mendengar ceritamu ketika dalam perjalanan, dan sambil memelukmu dari belakang, Aku rindu saat-sat itu. aku rindu melihatmu tertidur tepat di pangkuanku tanpa rasa malu dengan penuh kebahagiaan ku tatap wajahmu (dan kau tak mengetahui itu), aku rindu mencubitmu perutmu, aku rindu dengan kata-kata yang selalu ku lontarkan untukmu Jelek, Tepos, Jelek, Tepos, Jelek, Tepos. Aku rindu semua tentangmu.
Aku harus apa, ketika rasa rindu ini memuncak. Aku harus apa ketika bayanganmu selalu muncul dimanapun aku berada. Aku harus apa, ketika aku ingin mendengar suaramu saat aku hendak tidur (salah satu kebiasaan kita). Aku harus apa, ketika aku hanya bisa menatap gambarmu. Aku harus apa, ketika aku rindu pelukanmu. Aku harus apa ketika aku rindu panggilan sayangmu. Aku harus apa ketika aku rindu tawacanda kita. Inilah hal-hal yang tak dapat ku ikhlaskan, inilah hal-hal yang membuatku menangis terisak-isak, inilah hal-hal yang membuatku takbisa berfikir logis, inilah hal-hal yang membuatku ingin berada di dekatmu.
Aku bisa tersenyum kapanpun yang aku mau, bahkan saat aku sedang sedih sekalipun. tapi aku tak bisa menangis kapanpun yang aku mau, bahkan saat aku sedang sangat-sangat terpuruk sekalipun. Keadaan yang memaksaku untuk selalu tersenyum, tapi keadaan tak membiarkan aku untuk menangis. Dengan segenap ketegaran ku bendungkan airmata ini, yang terus memaksaku untuk membebaskannya dari kelopak. Dengan segenap keikhlasan ku kuatkan hati ini untuk menerima sebuah kehidupan yang harus ku jalani tanpamu.
Mengapa kau harus melakukan sesuatu yang aku benci, dan mengapa kau lakukan itu berulang kali, mengapa kau lakukan sesuatu yang membuat hubungan kita hancur..
Kau terbangkan aku sejauh mungkin untuk menggapai pelangi kita, namun mengapa kau jatuhkanku begitu saja, hanya karna wanita jalang itu. Aku benci dia, aku benci mantan pacarmu, yang pernah menghakimiku dan seolah-olah aku merebutmu darinya. Ini adalah alasanku mengapa aku tak menyukainya, ini adalah alasanku mengapa aku tak suka kau mempunyai hubungan dengannya meskipun hanya sebatas hubungan pertemanan. Aku tak suka, dan tak akan pernah suka. Aku benci wanita jalang itu, aku benci dengan hubungan kita yang hancur begitu saja hanya karna wanita jalang mu. Aku benci kamu yang tak mencoba menghindar darinya, aku benci foto-fotomu bersamanya yang sampai saat ini masih tersimpan. Aku benci hubungan antara kamu dan dia. Aku benci semua tentang kebersamaan mu dengan nya.
Disini, di atas ranjang ini aku duduk seorang diri, dengan ditemani layar kecil yang ada di hadapanku. Dan dengan segera jemariku mulai mengetik seakan aku dipaksa oleh jemari ini untuk menuliskan semua tentangmu, iya, tentangmu, tentang kita,tentang kenangan kita...
Ada satu kebahagiaan yang pernah aku rasakan ketika bersamamu, iya, saat itu kita sedang menjalankan tugas organisasi yang kita ikuti, bersama beberapa teman dan puluhan peserta yang kita bawa. Kamu tau, itu adalah perjalanan terjauh yang pernah aku tempuh bersama kekasihku (bersamamu), kau ingat malam itu, sebelum kembali pulang bersama-sama kita lewati rentetan toko dengan saling mengenggam tangan dihadapan semua orang, tanpa rasa malu tanpa rasa ragu kau tunjukkan pada semua bahwa aku adalah milikmu. Aku bahagia, iya aku sangat bahagia, itu adalah hal pertama kali yang aku rasakan, jalan bersama saling bergenggam tangan dengan seorang lelaki yang aku cintai... Terimakasih untuk kebahagiaan saat itu sayang :) salah satu kebahagiaan yang kau beri salah satu kenangan terbaik yang masih aku ingat sampai saat ini, saat kita tlah tak bersama lagi.
Ada banyak kenangan yang masih tersimpan dalam memoriku, tentang kita yang bila aku ceritakan tak akan ada habisnya. Terkadang aku rindu dengan hal-hal yang membuatku bahagia bersamamu, aku rindu leluconmu yang selalu berhasil membuatku tertawa. Aku rindu dengan tingkah konyolmu, dengan kepedeanmu yang mengatakan kamu ganteng (yang tak pernah aku akui sampai saat ini). Aku rindu saat kita jalan bersama, aku rindu duduk di atas motor tepat dibelakangmu, sambil mendengar ceritamu ketika dalam perjalanan, dan sambil memelukmu dari belakang, Aku rindu saat-sat itu. aku rindu melihatmu tertidur tepat di pangkuanku tanpa rasa malu dengan penuh kebahagiaan ku tatap wajahmu (dan kau tak mengetahui itu), aku rindu mencubitmu perutmu, aku rindu dengan kata-kata yang selalu ku lontarkan untukmu Jelek, Tepos, Jelek, Tepos, Jelek, Tepos. Aku rindu semua tentangmu.
Aku harus apa, ketika rasa rindu ini memuncak. Aku harus apa ketika bayanganmu selalu muncul dimanapun aku berada. Aku harus apa, ketika aku ingin mendengar suaramu saat aku hendak tidur (salah satu kebiasaan kita). Aku harus apa, ketika aku hanya bisa menatap gambarmu. Aku harus apa, ketika aku rindu pelukanmu. Aku harus apa ketika aku rindu panggilan sayangmu. Aku harus apa ketika aku rindu tawacanda kita. Inilah hal-hal yang tak dapat ku ikhlaskan, inilah hal-hal yang membuatku menangis terisak-isak, inilah hal-hal yang membuatku takbisa berfikir logis, inilah hal-hal yang membuatku ingin berada di dekatmu.
Aku bisa tersenyum kapanpun yang aku mau, bahkan saat aku sedang sedih sekalipun. tapi aku tak bisa menangis kapanpun yang aku mau, bahkan saat aku sedang sangat-sangat terpuruk sekalipun. Keadaan yang memaksaku untuk selalu tersenyum, tapi keadaan tak membiarkan aku untuk menangis. Dengan segenap ketegaran ku bendungkan airmata ini, yang terus memaksaku untuk membebaskannya dari kelopak. Dengan segenap keikhlasan ku kuatkan hati ini untuk menerima sebuah kehidupan yang harus ku jalani tanpamu.
Mengapa kau harus melakukan sesuatu yang aku benci, dan mengapa kau lakukan itu berulang kali, mengapa kau lakukan sesuatu yang membuat hubungan kita hancur..
Kau terbangkan aku sejauh mungkin untuk menggapai pelangi kita, namun mengapa kau jatuhkanku begitu saja, hanya karna wanita jalang itu. Aku benci dia, aku benci mantan pacarmu, yang pernah menghakimiku dan seolah-olah aku merebutmu darinya. Ini adalah alasanku mengapa aku tak menyukainya, ini adalah alasanku mengapa aku tak suka kau mempunyai hubungan dengannya meskipun hanya sebatas hubungan pertemanan. Aku tak suka, dan tak akan pernah suka. Aku benci wanita jalang itu, aku benci dengan hubungan kita yang hancur begitu saja hanya karna wanita jalang mu. Aku benci kamu yang tak mencoba menghindar darinya, aku benci foto-fotomu bersamanya yang sampai saat ini masih tersimpan. Aku benci hubungan antara kamu dan dia. Aku benci semua tentang kebersamaan mu dengan nya.
Langganan:
Postingan (Atom)